Setiap Perempuan Beresiko Kanker Serviks

Kanker leher rahim (serviks) dapat dicegah dan dapat disembuhkan bila dideteksi secara dini. Sayang, sebagian besar kasus kanker serviks baru terdeteksi setelah berada pada stadium lanjut.

Kanker serviks adalah kanker yang terjadi pada leher rahim, bagian terendah dari rahim yang menonjol ke liang Miss V. Di Indonesia, berdasarkan data yang dikeluarkan Depkes pada 2007, pasien kanker serviks mencapai 8.000 orang dan setiap jamnya satu pasien meninggal dunia. Hingga kini, kanker serviks masih menempati urutan teratas dalam kasus kanker secara keseluruhan sementara kanker payudara berada di posisi kedua.

“Kanker serviks di Indonesia harus menjadi perhatian karena satu orang perempuan meninggal setiap jamnya akibat kanker ini. Setiap perempuan berisiko kanker serviks,” kata Laila Nuranna, MD, PhD., konsultan ginekologi dan onkologi Departemen Obstetrik dan Ginekologi Divisi Onkologi Universitas Indonesia/RSCM pada seminar “Recent Management of Cancer in Men & Women” di MRCCC Siloam Hospitals, Jakarta, Kamis (7/4/2011).

Menurut data, 34,4 persen perempuan Indonesia mengidap kanker serviks, sebagian besarnya (70 persen) datang ke dokter sudah dalam stadium lanjut (stadium 2B). DR Laila mengutarakan, berkaca pada fakta demikian, kasus kanker serviks di negara-negara berkembang sendiri cukup menempati urutan bawah. “Pada negara-negara maju, kasus kanker serviks hanya menempati urutan 7 atau 8. Penyebabnya berkaitan dengan strategi screening nasional yang diterapkan suatu negara. Sayang, di Indonesia, pasien sudah datang dengan berbagai keluhan dan sudah pasti stadium lanjut,” tambahnya.

Kesadaran penduduk negara maju untuk mendeteksi kesehatan diri, termasuk deteksi kanker serviks, sangat tinggi, seperti ditegaskan John K. Chan dari Division of Gynaecologist Oncology UCSF Comprehensive Cancer Center, UCSF School of Medicine. “Kesadaran mendeteksi dini sangat baik, jadi bisa cepat ditangani,” kata John menjawab pernyataan DR Laila, pada kesempatan sama.

“Padahal, kematian akibat kanker lebih menyakitkan karena acap kali disertai nyeri yang sulit diatasi,” tukas DR Laila


Gejala

Kanker serviks pada stadium awal biasanya belum memberikan gejala apapun dan baru menunjukkan gejala bila sudah menginjak stadium lanjut. Beberapa gejala patut diwaspadai, seperti perdarahan usai sanggama, keputihan bau dan kadang kala bercampur darah, dan perdarahan di antara dua siklus haid/setelah menopause.

Perlu diketahui, gejala-gejala tersebut bukanlah gejala spesifik atau khas kanker serviks, dan dapat juga ditemui pada penyakit lain. Namun bila mengalami salah satu gejala di atas, sebaiknya periksakan diri.


Penyebab dan faktor resiko

Badan kesehatan dunia WHO menyatakan bahwa 90 persen kasus kanker serviks disebabkan HPV (human papilloma virus). Sementara beberapa faktor risiko kanker serviks, adalah melakukan hubungan seks pada usia muda, sering berganti pasangan seks, sering menderita infeksi di daerah kelamin, dan merokok.

Faktor risiko dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya kanker. Namun, tidak berarti setiap adanya faktor risiko pasti akan terkena kanker. “Sementara, faktor risiko yang mengatakan perempuan lebih berisiko kanker serviks karena banyak anak, sudah tidak terlalu kuat. Pesan itu menyesatkan,” tukas DR Laila.


Sumber: Okezone 7 April 2011